Langsung ke konten utama

Sejarah Parmalim, Suku Asli Batak

Asal usul parmalim

secara historis parmalim pertama kali diprakasai oleh seorang datu yang bernama Guru Somaliang Pardede, dia lah seorang yang sangat dekat dengan Sisingamangaraja XII (raja terakhir dari dinasti Sisingamangarja).

Menurut beberapa para penulis orang barat, ajaran ini di jalankan oleh para pengikut Sisingamangaraja (khususnya oleh para dua pemimpin perangya,guru somaliang dan raja mulia naipospos) yang bertujuan untuk melindungi kepercayaan dan kebudayaan batak toba dari pengaruh agama islam, kristen, dan kolonialis belanda.

Dalam sebuah kehidupan masalalunya Guru somaliang pardede pernah bertemu dengan seorang dokter pendeta katolik (Dr. Modigliani) dan bertemu juga dengan saeorang ahli tumbuhan yang berkebangsaan italia yang bekerja di tanah toba sejak 1889 hingga 1891.

Pamalim adalah sebuah agama yang dianut khususnya di sumatra utara. Dari kalangan masyarakat batak bahwa menurut cerita lisan yang berkembang di massyarakat batak ini bahwa asal usul Parmalim itu di mulai sejak kedudukan Raja Sisingamangaraja XII yang berkuasa menggantikan kedudukan ayahnya yang meninggal dunia pada tahun 1875.

Ritual Parmalim


Tiap satu tahunsekali serung diadakan ritual besar bagi umat parmalim.

yang pertama parningotan Hatububu ni tuhan si paha sada, Ritual ini dilangsungkan saat masuk tahun baru batak, yaitu pada awal maret.

yang kedia adalah Ritual sipaha lima yang di lakukan setiap bulan ke lima pada kalender batak. ritual ini dilakukan untuk bersyukur atas panen yang mereka peroleh, upacara ini juga merupakan upaya untuk menghimpun dana sosial bersama dengan menyisihkan sebagian hasill panen untuk kepentingan warga yang lebih membutuhkan, misalnya untuk modal anak muda yang baru saja menikah tetapi tidak memiliki cukup uang untuk menyantuni warga yang tidak mampu.

Pelaksanaan Ibadah

Parmalim melaksanakan upacara atau ritual Patik Ni Ugamo Malim untuk mengetahui kesalahan dan dosa serta memohon ampun kepada tuhan yang maha esa yang di ikuti dengan bergiat melaksanakan kebaikan dan penghayata semua aturan Ugamo Malim

Sejak lahir hingga ajal tiba, seorang “Parmalim” wajib mengikuti 7 aturan Ugamo Malim dengan melakukan ritual (doa). Ke-7 aturan tersebut adalah:


  • Martutuaek (kelahiran)
  • Pasahat Tondi (kematian)
  • Mararisantu (peribadatan setiap hari sabtu)
  • Mardebata (peribadatan atas niat seseorang)
  • Mangan Mapaet (peribadatan memohon penghapusan dosa)
  • Sipaha Sade (peribadatan hari memperingati kelahiran Tuhan Simarimbulubosi)
  • Sipaha Lima (peribadatan hari persembahan / kurban)

Selain ketujuh aturan tersebut seorang parmalim harus menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan seperti menghormati dan menyantuni sesama manusaia, tidak boleh berbohong,memfitnah,berzina dan lain sebagainya.

diluar hal itu seorang parmalim juga diharamkan memakan daging babi, anjing, dan binatang liar lainya serta binatang yang berdarah.