Langsung ke konten utama

Gunung Sibuatan

Bagi para petualang yang suka naik gunung atau hiking, menjelajah ke tempat-tempat yang jarang dijamah manusia sebenarnya memiliki tantangan tersendiri. Gunung Sibuatan, yang terletak di Sumater Utara, adalah salah satu dari beberapa tempat yang dikendarai oleh para petualang.

Bukan tanpa sebab, karena para pendaki lebih akrab dengan Gunung Sibayak atau Gunung Sinabung. Meskipun Gunung Sibuatan bukan gunung berapi aktif, tempat ini memegang rekor sebagai gunung tertinggi di Sumatera Utara. Gunung ini memiliki ketinggian 2457 mdpl. Keunikan lain dari gunung ini adalah masih banyak tanaman yang ditemui semar (nepenthes) sepanjang jalur pendakian.

Alasan lain yang menyebabkan gunung ini jarang dikunjungi oleh pendaki adalah beban medan yang harus ditempuh. Dengan waktu pendakian sekitar 7 jam, pendaki harus melewati jalan berlumpur yang kedalamannya bisa mencapai lutut jika hujan. Selain itu, pendaki juga harus melewati akar pohon-pohon besar karena hutan di gunung ini masih lebat dan padat yang terkadang mengharuskan merangkak untuk dilalui.

Sebelum mendaki Gunung Sibuatan, ada baiknya pendaki tidak menggunakan sandal gunung. Oleh karena itu, lumpur tebal membuat waktu pendakian bisa lebih lama. Selain itu, saat melewati lumpur tebal dengan sandal tali sendal yang sangat berisiko sandal juga akan terasa tidak nyaman karena lumpur menempel di kaki. Sebaiknya gunakan sepatu karena kaki bisa dilindungi.

Hal lain yang perlu diperhatikan adalah, pendaki di gunung ini harus berangkat di bawah 12.00. Ini untuk mengurangi risiko yang tidak diinginkan dalam pendakian, seperti tersesat atau keluar dari pendakian. Untuk pendaki yang belum pernah ke Gunung Sibuatan, manajer melarang mendaki lebih dari 12 siang. Saat ini rute pendakian untuk Gunung Sibuatan hanya 1 untuk umum, yaitu dari Desa Nagalingga.

Gunung Sibuatan saat ini memiliki 5 tempat penampungan. Di shelter 3 dan shelter 4 ada tempat istirahat layaknya panggung yang terbuat dari kayu. Untuk mendirikan tenda tidak dianjurkan karena panggung kayu adalah jarak-jarak dasar (berongga). Sebaiknya mendirikan tenda di shelter 5 yang memang merupakan area camp.

Keunikan pendakian Gunung Sibuatan adalah tentang air. Karena sumber air hanya di dekat tiang pintu hutan yang merupakan pos awal pendakian. Oleh karena itu, untuk hal-hal logistik sebaiknya rencana pemanjat baik. Ini juga menambah tantangan pendakian karena pendaki harus membawa air dari bawah untuk minum dan memasak kemudian selama puncak gunung.

Ada kontrol yang sangat ketat atas logistik yang dibawa oleh pendaki. Oleh karena itu, pengelola Gunung Sibuatan akan memeriksa dan mencatat logistik yang dibawa dan akan disesuaikan dengan masa menginap di atas nanti. Jika manajemen logistik tidak cukup, perlu untuk menyelesaikannya terlebih dahulu sesuai dengan perkiraan mereka. Jika tidak dijumpai, tidak akan diizinkan mendaki Gunung Sibuatan. Climbers juga diminta untuk meninggalkan identitas mereka, seperti kartu ID sebagai agunan jika mereka diizinkan untuk mendaki.

Jangan mencoba membuang sampah sembarangan di tempat ini. Karena itu, pengelola Gunung Sibuatan akan memberikan hukuman berat bagi para pelanggar. Caranya, sebelum berangkat semua logistik akan dicatat, terutama yang berpotensi menghasilkan limbah satu contoh rokok. Misalnya seorang pemanjat membawa sebungkus rokok berisi 12 batang rokok, maka akan terekam secara mendetail isi rokok.

Setelah kembali dari pendakian itu akan diperiksa kembali di pos pintu hutan. Jika sampah diambil kurang dari pemeriksaan awal, seperti sampah kurang adalah 1 atau 2 puntung rokok itu bisa dikenai sanksi Rp 500 ribu atau bisa diganti dengan mengutip sampah di sekitar desa Nagalingga. Dianjurkan untuk membawa kantong plastik Anda sendiri untuk mengumpulkan sampah selama pendakian. Jika Anda lupa membawanya, manajer akan memberikannya.

Climbers juga harus membawa jas hujan atau jaket tahan air. Karena curah hujan di daerah pegunungan ini cukup tinggi. Selain itu, mereka yang mendaki ke puncak gunung juga harus turun sebelum pukul 18.00 pada hari yang telah disepakati sejak awal. Karena jika pendaki naik ke tiang pintu hutan selama satu jam, maka manajer yang melakukan pengumpulan data sebelumnya bisa pulang. Meskipun KTP salah satu pendaki harus ditinggalkan. Ini sangat tidak nyaman bagi para pendaki dan pengelola.