Museum Negeri Sumatera Utara, atau yang biasa dikenal sebagai Museum Negara, adalah museum publik terbesar dan paling penting di Provinsi Sumatera Utara di bawah pengelolaan Dinas Kebudayaan dan Pariwisata Provinsi Sumatera Utara.
Museum ini terletak di Jalan H.M. Joni No. 51 Kelurahan Teladan Barat, Kecamatan Kota Medan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi ini berjarak sekitar 1 kilometer sebelah timur dari Bukit Barisan Hero Cemetery.
Museum ini diresmikan pada 19 April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan DR. Daoed Joesoef, tetapi peletakan koleksi pertama dalam bentuk makara dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia yang pertama, Ir. Soekarno, pada 28 Oktober 1954, kemudian dikenal sebagai Taman Arca Medan.
Bangunan museum berdiri di atas lahan seluas 10.468 m², terdiri dari bangunan induk dua lantai yang difungsikan untuk ruang pameran tetap, ruang pameran sementara, ruang audio / ceramah, ruang Kepala Museum, Administrasi, bagian bimbingan, perpustakaan, ruang film mikro , ruang komputer serta tempat pengumpulan.
Secara arsitektur, struktur utama bangunan museum ini menggambarkan rumah adat Sumatera Utara. Bangunan atap depan dipenuhi ornamen-ornamen dari etnis Melayu, Batak (Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak) dan Nias.
Sebagian besar koleksinya berasal dari wilayah Sumatera Utara, benda cagar budaya mulai dari zaman prasejarah, klasik (pengaruh Hindu-Budha), Islam hingga sejarah perjuangan dan penggalian etnografi. Lainnya berasal dari beberapa daerah lain di Indonesia dan dari negara lain, seperti Thailand.
Museum ini terletak di Jalan H.M. Joni No. 51 Kelurahan Teladan Barat, Kecamatan Kota Medan, Kota Medan, Provinsi Sumatera Utara. Lokasi ini berjarak sekitar 1 kilometer sebelah timur dari Bukit Barisan Hero Cemetery.
Museum ini diresmikan pada 19 April 1982 oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan DR. Daoed Joesoef, tetapi peletakan koleksi pertama dalam bentuk makara dilakukan oleh Presiden Republik Indonesia yang pertama, Ir. Soekarno, pada 28 Oktober 1954, kemudian dikenal sebagai Taman Arca Medan.
Bangunan museum berdiri di atas lahan seluas 10.468 m², terdiri dari bangunan induk dua lantai yang difungsikan untuk ruang pameran tetap, ruang pameran sementara, ruang audio / ceramah, ruang Kepala Museum, Administrasi, bagian bimbingan, perpustakaan, ruang film mikro , ruang komputer serta tempat pengumpulan.
Secara arsitektur, struktur utama bangunan museum ini menggambarkan rumah adat Sumatera Utara. Bangunan atap depan dipenuhi ornamen-ornamen dari etnis Melayu, Batak (Toba, Simalungun, Karo, Mandailing, Pakpak) dan Nias.
Sebagian besar koleksinya berasal dari wilayah Sumatera Utara, benda cagar budaya mulai dari zaman prasejarah, klasik (pengaruh Hindu-Budha), Islam hingga sejarah perjuangan dan penggalian etnografi. Lainnya berasal dari beberapa daerah lain di Indonesia dan dari negara lain, seperti Thailand.